Persediaan
pada dasarnya akan menimbulkan biaya-biaya. Biaya-biaya yang
ditimbulkannya tersebut dapat berupa biaya tetap dan biaya variable.
Menurut Bambang Rianto (1995) “menyatakan
bahwa untuk tujuan perencanaan besarnya persediaan kita hanya
memperhatikan yang variabelnya saja dari biaya-biaya persediaan tersebut
yang secara langsung akan terpengaruh oleh rencana tersebut”.
Biaya Variabel dari persediaan tersebut dapat digolongkan kedalam :
1. Procurement atau Ordering Cost
Ordering cost adalah biaya-biaya yang berubah-ubah sesuai dengan frekuensi pesanan, yang terdiri dari :
(1) Biaya selama proses pesanan
a. Persiapan-persiapan yang diperlukan untuk pemesanan
b. Penentuan besarnya kuantitas yang akan dipesan
(2) Biaya pengiriman pesanan
(3) Biaya penerimaan barang yang dipesan
a. Pembongkaran dan pemasukan ke gudang
b. Pemeriksaan material yang diterima
c. Mempersiapkan laporan penerimaan
d. Mencatat kedalam “Material Record Card”
(4) Biaya-biaya processing pembayaran
a. Auditing dan perbandingan antara laporan penerimaan dengan pesanan yang asli
b. Persiapan pembuatan cheque untuk pembayaran
c. Pengiriman cheque dan kemudian auditnya
2. Carrying Cost
Carrying cost
adalah biaya yang berubah-ubah sesuai dengan besarnya persediaan.
Penentuan besarnya carrying cost didasarkan pada “Average Inventory ”
(persediaan rata-rata), dan biaya ini dinyatakan dalam persentase dari
nilai dalam rupiah dari average inventory. Biaya-biaya yang termasuk
kedalam carrying cost adalah :
(1) Biaya penggunaan/sewa ruangan gudang
(2) Biaya pemeliharaan material dan allowances untuk kemungkinan rusak
(3) Biaya untuk menghitung atau menimbang barang yang dibeli
(4) Biaya asuransi
(5) Biaya modal
(6) Biaya absolescence
(7) Pajak dari persediaan yang ada dalam gudang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar